Elephant and Humanity

avatar

2018-05-04_23.35.05.jpg

Isu tentang konflik satwa bukanlah hal yang baru, konflik ini sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Tercatat konflik satwa di Indonesia yang paling sering terjadi terutama di pulau Sumatra

Banyak faktor kenapa akhir akhir ini banyak terjadi konflik antara manusia dengan satwa salah satunya adalah pembukaan lahan baru yang kurang memperhatikan keberadaan satwa tersebut, seperti satwa gajah yang sering tersesat kepemukiman warga sehingga banyak lahan pertanian milik warga yang dirusak sehingga petani merugi.

Gajah adalah binatang yang unik, gajah dikenal dengan ingatan yangg kuat dan bagi masyarakat Aceh gajah dikenal sebagai Po Meurah atau Teungku Rayek,(Artinya: Yang di besarkan) penamaan ini merupakan wujud dari penghormatan kepada satwa ini, sehingga masyarakat dulu tidak pernah berkonflik dengan gajah mereka punya cara atau adat tersendiri dalam mengelola tata kehidupan yang berdampingan dengan satwa terutama gajah.

3jpR3paJ37V8t3d5gG8YxUrFtTrvhgCDjjN8jFs76BD9LDz1EW2jAdJ7DtqY4LEoYa2ywm1GCnrHQZAFoCYFvWBCPVB3RC7bhD5p3svd9bD1XEjeBQPbZMwnc1q14BHYHzz5t.jpg

Salah satu cara untuk menekan potensi gangguan satwa ini adalah dengan kembali menggunakan dan mentaati kearifan lokal yang sudah berkembang sejak turun temurun, dan berhenti membuka lahan di kawasan jalur para satwa, serta stop merusak alam, dan gunakanlah sumber daya Alam dengan bijak sehingga konflik satwa bisa di minimalisir.

Ada beberapa cara dalam menimalisir potensi terjadinya konflik gajah, salah satunya adalah memilih tanaman yang tidak disukai oleh gajah dan tidak melakukan aktivitas pertanian di jalur dan habitatnya. Dan kita sebagai manusia juga membutuhkan pemukiman yang kian luas dan hal itu tentu mengusik satwa yang pernah bermukim di tempat yang sama jika kejadian sudah seperti ini bisa ditanggulangi menggunakan kawat kejut dan parit. Semoga tidak adalagi yang menjadi korban dalam hidup berdampingan dengan satwa liar



0
0
0.000
0 comments