Menapaki Pagi di Waduk Lhokseumawe |

avatar


KETIKA berlangsung program Pertukaran Mahasiswa Merdeka atau PMM, beberapa mahasiswa menginap di rumah. Mereka akrab dengan keluarga kami, termasuk anak-anak.

Pagi hari, aku sering mengajak mereka ke Waduk Lhokseumawe, berolahraga sambil menikmati pagi. Tapi mereka tidak berolahraga, hanya jalan saja mengitari Waduk, itu pun tidak sampai setengahnya.



Tiga mahasiswa dari universitas berbeda, malam itu menginap di rumah kami karena paginya mereka mau membeli souvenir Aceh.

Mereka adalah Inatsa, Reva, dan Arin. Reva yang ada Temanggung, Jawa Tengah, minta dibuatkan seblak sama istri saya. "Daripada buat, mendingan kita beli aja, yuuk," ajak istri saya.

Jadilah mereka malam itu makan seblak dan paginya aku anterin ke Waduk. Dari sana, kami nongkrong ngopi di bazar depan Masjid Islamic Center.

Mereka membeli beberapa souvenir khas Aceh yang ada di sana. Seharian menghabiskan waktu di Lhokseumawe, menjelang sore aku mengantar kembali mereka ke Perumahan Asean, Krueng Geukueh, Aceh Utara.[]





0
0
0.000
0 comments